Dalam dunia kecantikan, LASER pastinya sangat tidak asing.
LASER (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation) adalah salah satu modalitas yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah kulit, seperti flek, melasma dan lainnya.
Seperti yang kita ketahui, pastinya setiap tindakan (apapun itu) memiliki indikasi, kontraindikasi dan juga kejadian yang kemungkinan terjadi setelah tindakan. Tentunya sebelum melakukan tindakan tertentu, kita perlu mengetahui persiapan apa yang diperlukan dan apa saja yang akan terjadi setelahnya tindakan.
Sebelum setiap tindakan, yang paling penting tapi sering disepelekan adalah kondisi kulit yang lembab. Tidak jarang yang mengira kulitnya sudah lembab namun sebenarnya bukan lembab tapi berminyak. Kulit lembab dan berminyak ini berbeda. Kulit berminyak belum tentu lembab. Untuk memastikan kulit kita lembab, sebaiknya kita menggunakan pelembab dengan rutin pagi dan malam selama minimal 1 minggu sebelum tindakan, supaya kulit kita siap saat kita berkunjung ke klinik untuk tindakan LASER.
Nah, lalu setelah LASER, apa yang perlu diperhatikan dan apa yang kemungkinan akan dialami?
Yang paling penting harus diingat adalah pastikan melindungi kulit kita dengan tabir surya dengan minimal SPF 30 PA+++ setiap hari. Tabir surya ini memang terkesan sederhana sekali, namun percaya atau tidak, banyak yang sering melupakan penggunaan tabir surya. Penggunaan tabir surya mampu melindungi kulit dari sinar UV matahari sehingga mencegah kondisi yang bernama PIH (Post Inflammatory Hyperpigmentation) atau hiperpigmentasi post inflamasi (hiperpigmentasi adalah pertambahan pigmen sehingga kulit menjadi gelap; hiper = berlebih, pigmen = warna). Selain disebabkan oleh sinar UV, PIH juga dapat disebabkan oleh penggunaan KB oral. PIH ini biasanya dialami mulai minggu ke 2 selama 4-6 minggu.
Selain PIH, beberapa kondisi juga dapat dialami setelah tindakan LASER. Dalam 2 minggu pertama, karena tindakan LASER dapat menimbulkan eritem (kemerahan) atau edema (bengkak) yang dapat diatasi dengan menggunakan kompres jika ringan, atau menggunakan dressing tertutup seperti hidrogel atau polimer jika sedang atau berat. Infeksi juga dapat dialami yang disebabkan oleh bakteri, virus ataupun jamur/fungal, dan dapat diatasi sesuai penyebabnya, yaitu menggunakan antibiotik jika karena bakteri, antivirus jika karena virus dan antijamur jika penyebabnya jamur. Jika sebelumnya pernah memiliki riwayat infeksi virus, bisa juga menggunakan pengobatan antivirus.
Dalam 3 minggu hingga 1 tahun pasca tindakan LASER, hiperpigmentasi post inflamasi bisa juga dialami. Untuk mencegah HPI, seperti yang telah dibahas sebelumnya, perlu menggunakan tabir surya secara rutin dan juga menggunakan krim yang diberikan dokter saat setelah LASER sesuai arahan atau anjuran.
Selain HPI, scar atau jaringan parut bisa juga dialami. Jika terjadi, segera hubungi dokter untuk mendapatkan tindakan yang tepat, salah satu cara adalah dengan injeksi. Bagaimana cara mengetahui tanda-tanda awal scar? Jika pada lokasi LASER timbul eritem (kemerahan) dan indurasi (benjol/bentol) yang hebat, maka merupatan tanda awal scar. Segera hubungi dokter untuk bisa diatasi dan tidak menjadi permanen atau menetap.
Ada juga kondisi yang mungkin terjadi namun biasanya memang timbul lebih lambat dibandingkan dengan hiperpigmentasi, yaitu hipopigmentasi (hipo = kurang, pigmen = warna). Hipopigmentasi ini bisa dialami dalam 10 bulan dan bisa diobati, sehingga jarang sekali menjadi permanen atau menetap. Bisa permanen, jika sebelum LASER memang sudah photodamaged.
Jika belum yakin untuk tindakan LASER, bisa konsultasi kembali dengan dokter untuk membahas kembali tindakan tersebut :)